2025-04-17 | admin3

Mobil Listrik vs BBM Subsidi Adu Kualitas Broks?!

Dalam beberapa tahun terakhir, wacana peralihan dari kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) ke mobil listrik terus menguat di Indonesia. Pemerintah mendorong elektrifikasi sebagai solusi untuk menekan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Namun, masih ada perdebatan: apakah mobil listrik benar-benar lebih ramah lingkungan dibanding mobil BBM, terutama BBM subsidi, di konteks Indonesia?


BBM Subsidi: Murah tapi Mahal Dampaknya

BBM subsidi, seperti Pertalite dan Solar, memang dirancang untuk membuat bahan https://www.alamwisatacimahi.com/ bakar terjangkau bagi masyarakat luas. Namun, dampak lingkungan dari penggunaannya tidak bisa diabaikan. Pembakaran BBM menghasilkan emisi CO₂, NOx, dan partikulat yang berkontribusi langsung pada polusi udara dan pemanasan global.

Kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya sudah menunjukkan kualitas udara yang buruk, dan kendaraan bermotor menjadi salah satu penyumbang utama. Meski harga murah bagi konsumen, biaya lingkungan yang harus ditanggung negara dalam jangka panjang sangat tinggi—baik dari sisi kesehatan maupun kerusakan ekosistem.


Mobil Listrik: Nol Emisi di Jalan, Tapi…

Mobil listrik digadang-gadang sebagai solusi ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas buang saat digunakan. Secara teori, ini menjadikannya lebih bersih dan efisien, apalagi di daerah perkotaan yang padat kendaraan.

Namun, di Indonesia, sekitar 60% pembangkit listrik masih menggunakan batubara, sumber energi fosil yang justru sangat mencemari lingkungan. Artinya, jika mobil listrik diisi dayanya dari listrik batubara, maka emisinya hanya berpindah dari knalpot ke cerobong PLTU.

Meski demikian, mobil listrik tetap unggul dalam efisiensi energi. Motor listrik mampu mengubah energi menjadi gerak dengan efisiensi 85–90%, jauh lebih tinggi dibanding mesin pembakaran internal (sekitar 30%). Dan ketika energi terbarukan mulai mendominasi, keuntungan lingkungan dari mobil listrik akan jauh lebih nyata.


Kondisi Infrastruktur dan Kebijakan

Salah satu tantangan besar untuk adopsi mobil listrik vs bbm di Indonesia adalah terbatasnya infrastruktur pengisian daya (SPKLU). Di sisi lain, BBM subsidi mudah ditemukan di mana-mana dan sudah menjadi bagian dari rutinitas masyarakat.

Namun, pemerintah telah mulai membangun ekosistem kendaraan listrik melalui berbagai insentif—dari pajak rendah, subsidi pembelian, hingga pengembangan SPKLU. Dalam jangka panjang, ini akan mengurangi hambatan penggunaan mobil listrik.

BACA JUGA: Mobil Sport Elektrik: Apakah Tesla Roadster Bisa Mengalahkan Porsche 911?

Share: Facebook Twitter Linkedin